Pernak-pernik ke Jalan Kelulusan dari Meidai

“Skripsi di sana gimana sih, Nis?” #seriusnanya

Beberapa bulan terakhir ini saya sering dapat pertanyaan semacam itu dari teman-teman di Indonesia ketika kami sedang chit-chat. Skripsi di sini kalau saya lihat sih lebih simpel daripada di Indonesia ya? *mode sok tau.

Jadi, skema road to graduation jurusan-jurusan science kira-kira begini (saya hanya 100% paham yang di jurusan berbau science/teknik):

1.Memilih laboratorium tempat berlabuh.

Biasanya kegiatan ini dilakukan di semester 6 atau 7 meski pernah dengar juga di universitas Tohoku untuk jurusan tertentu lab dipilih sejak semester 5. Dalam program G30 di Nagoya University (selanjutnya disebut Meidai), jurusan Biological science dan Applied Bioscience sejak angkatan 2013 lalu mulai masuk lab sejak semester 6.

Lab yang dimaksud di sini adalah grup-grup penelitian yang berada di bawah fakultas atau berafiliasi dengan fakultas. Biasanya, nama lab disesuaikan dengan nama professor yang mengepalainya. Seperti contohnya lab saya dikenal dengan nama Fujiyoshi laboratory (dikepalai oleh professor Fujiyoshi) dari grup cellular and structural physiology.

Bagaimana proses memilih lab-nya?

Untuk mahasiswa program G30, kami hanya perlu memilih berdasarkan minat, mendatangi professor yang mengepalai lab tersebut, lalu mendiskusikan topik riset yang akan dilakukan. Jika cocok, bisa langsung join lab-nya. Jika tidak, kita bisa memilih lab yang lain.

Sedangkan untuk program reguler (program bersama mahasiswa Jepang dan bahasa pengantar bahasa Jepang), lab-lab terkenal yang memiliki peminat banyak biasanya akan melakukan seleksi berdasarkan GPA (IPK) karena jumlah siswa yang bisa diterima sangat terbatas. Oh ya, dalam program reguler juga ada peraturan tidak tertulis (?) bahwa setiap lab yang ada pada list harus memiliki mahasiswa S1. Oleh karena itu, mahasiswa yang “kalah” dalam persaingan memilih lab biasanya akan dialihkan ke lab-lab yang jumlah peminatnya sedikit.

2.Riset

Biasanya sih tidak ada urusan administrasi macam-macam ketika kita sudah memutuskan masuk lab karena sekretaris atau sensei di lab yang biasanya sudah inisiatif mengurus. Namun, beberapa lab biasanya meminta kita untuk memiliki lisensi tertentu sebelum secara resmi memulai riset. Contohnya, lisensi animal handling, DNA engineering, radioisotope handling, dsb tergantung kebutuhan riset. Untuk mendapatkan lisensi tersebut kita bisa mengambil course/seminar singkat dengan jadwal yang sudah ditentukan univ.

Riset biasanya dilakukan selama satu hingga dua tahun (tergantung kapan memulainya). Project yang dikerjakan tergantung kesepakatan dengan sensei. Bebrapa lab (terutama yang memiliki banyak funding) biasanya memperbolehkan mahasiswanya menentukan sendiri riset yang akan dilakukan asal masih bersesuaian dengan tema grup riset dan dalam batasan tertentu. Sementara di lab lain, mahasiswa mengerjakan proyek bersama dengan senior yang sedang menempuh S2 atau S3.

Setelah kurun waktu tertentu, di beberapa lab mahasiswa akan diminta melakukan presentasi progress report untuk melaporkan perkembangan risetnya. Frekuensinya bermacam-macam, dari setahun sekali, satu semester sekali, bahkan sepekan sekali.

Oh ya, selama proses riset ini umumnya mahasiswa tidak menghadiri kelas-kelas lagi, terutama jika kredit telah terpenuhi sehingga bisa fokus dengan riset. Tapi jika kredit belum mencapai batas minimal, tentu saja masih harus menghadiri kelas-kelas.

3.Menulis bachelor thesis (skripsi)

Jika saya bilang thesis di sini jangan bingung ya. Itu teh maksudnya skripsi, sama saja.

Penulisan thesis resmi dimulai ketika ada pengumuman dari departemen (jurusan) masing-masing. Biasanya satu atau dua bulan sebelum deadline. Format thesis di sini sama dengan format paper hanya dalam versi yang lebih panjang. Mencakup: abstract, introduction, materials and methods, results, discussion, acknowledgement, dan references. Dengan format seperti ini panjang thesis jadinya memang  rasional, seperti saya kemarin, hanya 19 halaman. Beberapa teman yang memiliki data lebih banyak (karena waktu riset lebih panjang) atau data berupa gambar-gambar, thesis mereka lebih tebal lagi.

Oh ya, betewe, kemarin saya sempat mencari-cari inspirasi untuk acknowledgement thesis saya. Dan kerasa banget bedanya ketika saya menemukan format acknowledgement teman-teman di US, Europe, dan membandingkannya dengan milik senpai di sini. Acknowledgement yang saya temukan di google bisa dibilang banyak yang mirip dengan dedication page dengan segala kata puitisnya. Sementara ack milik senpai saya  dan senpai-senpai teman ternyata hanya straightforward menyebutkan nama professor, supervisor, dan orang-orang lab. Kaku! wkwk

Kembali lagi ke format penulisan thesis. Di jurusan saya kebetulan tidak ada format baku untuk penulisan. Tidak ada aturan harus ditulis dengan margin sekian dan sekian, font X dan ukuran Z, spacing sekian, dll. Asal terlihat formal saja sudah cukup sepertinya. Di jurusan lain pun sepertinya serupa, hanya ada aturan jumlah maksimal gambar dalam satu halaman, atau lain-lain.

Due date?

Tiap jurusan memiliki kebijakannya masing-masing. Di jurusan saya, abstract harus dikumpulkan 2 pekan sebelum presentasi, sementara thesisnya sepekan sebelum presentasi. Sedangkan jurusan lain ada yang memberi deadline 2 pekan setelah presentasi, bahkan ada juga yang hingga hari-H wisuda.

4.Graduation research presentation (sidang skripsi?)

Seperti yang sering diingatkan supervisor saya, graduation research presentation itu jauh lebih penting daripada thesis itu sendiri. Untuk yang satu ini kami harus benar-benar maksimal. Pasalnya presentasi kami sifatnya terbuka, semua orang diperbolehkan menyimak, bahkan bertanya. Presentasi kami juga akan menjadi gambaran bagi penonton tentang bagaimana performa lab kami. Apakah risetnya penting? Apakah metodenya berhasil?

Berminggu-minggu sebelum presentasi, para supervisor biasanya sudah mewanti-wanti. PPT file ditagih, diperiksa, direvisi, ditagih lagi, direvisi lagi, sampai bosan. Latihan secara resmi dengan anggota lab maupun tidak resmi dengan sensei juga dilakukan. Hal ini untuk memastikan bahwa informasi tentang riset lab yang akan kami sampaikan sudah di-acc oleh professor.

Dan dalam presentasi ini, ada satu aturan yang (menurut sensei-sensei saya) mutlak diperhatikan: sampaikan semuanya dengan percaya diri dan bahasa yang positif meskipun hasil penelitianmu negatif. Karena penyampaian riset dengan bahasa yang negatif hanya akan membawa aura pesimistis dalam riset tersebut.

5.Graduation ceremony

Di beberapa universitas seperti Meidai, wisuda dilakukan dua kali setahun, yaitu di bulan Maret dan September. Di Meidai, mahasiswa S1 yang berasal dari program reguler biasanya wisuda pada bulan Maret, sedangkan G3o pada bulan September. Biasanya sih setiap tahun tanggal wisuda selalu sama kecuali jika jatuh pada hari Minggu. Contohnya di Meidai, wisuda bulan September selalu diadakan pada tanggal 27.

Berkebalikan dengan di Indonesia, prosesi dan perayaan wisuda di Jepang umumnya tidak semeriah perayaan diterima di universitas. Menurut keterangan senpai saya, R, orang tua lebih excited ketika anaknya bisa diterima di univ, daripada ketika lulus S1. Oleh karena itu, mereka biasanya datang dan menemani sang anak ketika nyugaku shiki (upacara penerimaan siswa baru), dan bukannya ketika sotsugyou shiki (wisuda).

Apa alasannya? Katanya sih, karena masuk univ di Jepang itu jauh lebih susah daripada lulusnya (kasus untuk S1 ya). Seperti yang sering digambarkan di manga, mereka sejak SMP sudah harus masuk jyuku (les) dan belajar heboh hingga malam di tempat les demi lulus ujian masuk univ.

~~

Alhamdulillah alladzi bi ni’matihi tatimmush shalihat. Akhirnya, urusan skripsi-skripsian resmi beres juga hari Selasa, 12 Juli kemarin dengan berakhirnya presentasi saya di Sakata-Hirata hall. (big smileee)

IMG_8250IMG_8248

 

Meskipun agak sedih karena hanya supervisor saya dan teman-teman master 1st year (plus Otsuki) yang datang dari lab untuk menonton dan mendukung, rasanya sudah lega sekali. Plus gembira dengan datangnya kejutan dari teman-teman Indonesia, junior serta professor di jurusan kami. 😀

Ngomong-ngomong, terima kasih ya atas doanya yang lalu-lalu. Siapapun (terutama teman dan keluarga), semoga Allah membalas dengan kebaikan berlipat! ❤

 

*plus nitip doa juga untuk sahabat saya, Mai dan Andina di Bandung. Mai akan segera sidang skripsi tgl 20 Juli ini, dan Andina sedang berjuang dengan TA-nya. Makasih pesannya shubuh kemarin-kemarin ya mai. Kutunggu hadiah darimu, Mai! 😀 Andina semangaat beresin TA-nya! Jaga kesehatan, dan kita makan bakso barengan nanti, insyaa Allah 😀

 

 

2 komentar pada “Pernak-pernik ke Jalan Kelulusan dari Meidai”

    1. Risetnya tentang protein gap junction yang menghubungkan antar sel gt py. Intinya di risetku aku mencoba purifikasi salah satu protein gap junction (yang diketahui memiliki fungsi penting) untuk dianalisis strukturnya.
      Lagi nyoba nulis dalam bentuk penjelasan sederhananya nih

      Suka

Tinggalkan Balasan ke Pyan Amin Batalkan balasan