Raku-raku Meron Pan

You know it’s summer when the cicadas start singing and kakigori is sold everywhere. Dan musim panas ini sekolah Bhinneka mengadakan Summer School, program inisiasi dari bunda Bayan yang mengajak adik-adik Bhinneka berkunjung dari satu sensei ke sensei lain dalam rangka belajar.

Sesi pertama baru saja berlangsung kemarin, 3 Agustus 2016 di rumah kak Novi Irwan dengan tema kelas memasak. Nah, si adik-adik unyu kemarin belajar membuat meron pan (meron=melon, pan=roti). Bagi yang suka dengan hal-hal berbau Jepang mungkin tahu ya? Jadi meron pan ini adalah roti manis yang empuk tapi bagian atasnya crunchy. Penampakannya yang bergaris-garis mirip garis pada buah melon itulah yang membuatnya dinamakan meron pan.

unnamed-file
メロンパン (meron pan) dan berbagai variannya. Meron pan asli dahulunya hanya bertabur gula halus, sekarang sudah banyak variasinya termasuk yang mengandung essens buah melon. Sumber gambar: di sini

Raku-raku meron pan jika diartikan secara bahasa artinya “meron pan gampang”. Resep kali ini yang diajarkan kak Novi memang versi mudah membuat meron pan, jadi bukan meron pan yang sesungguhnya. Resepnya bisa dilihat di gambar di bawah ini:

cooking-recipe

in case tulisannya terlalu kecil, saya tuliskan lagi ya 🙂

Resep Melon Pan Gampang

Kalori: 172 kcal/buah. Waktu memasak: 20 menit

Bahan: (untuk 6 buah roti ukuran 6-8 cm)

  • Tepung pancake 200 gr
  • Telur 1 butir
  • Minyak goreng 1 sdm
  • Air 1 sdm
  • Gula halus secukupnya

Cara membuat:

1.Membuat adonan

masukkan tepung pancake, telur, minyak goreng, dan air ke dalam kantong plastik. Campur semua bahan dengan cara menekan plastik dari arah luar hingga adonan menjadi halus dan tercampur rata.

2.Membulatkan adonan dan menempelkan gula

Bagi adonan menjadi 6 bagian sama besar, bulatkan. Celupkan bagian atas adonan ke sedikit air lalu gulingkan ke atas gula halus (air berguna untuk merekatkan gula), letakkan di atas loyang yang telah dilapisi alumunium foil atau kertas roti. Cetak garis-garis diagonal di bagian atas adonan dengan menggunakan pisau.

3.Memanggang

  • Jika memanggang dalam oven

Panaskan oven 160°C, panggang roti selama 10-12 menit hingga bewarna kecoklatan. Jika warna terasa kurang, tambahkan waktu memanggang sekitar 3-5 menit sambil dilihat warnanya.

  • Jika memanggang menggunakan oven toaster (panggangan roti)

Tutup loyang dengan alumunium foil tanpa mengenai adonan. Panggang dalam panggangan roti (1000W) selama 7-8 menit. Lepaskan tutup alumunium foilnya. Panggang lagi selama 1 menit hingga bewarna kecoklatan.

~~

Resep di atas gampang bangett kan? iya memang. Kata kak Novi resep aslinya (dalam bahasa Jepang) memang dibuat untuk agenda memasak bersama papa, kegiatan yang sangat jarang didapatkan anak-anak Jepang karena papanya selalu sibuk. Kalau dibandingkan dengan meron pan yang asli memang beda sih.

Meron pan yang asli terdiri dari dua macam adonan: adonan roti sebagai bahan utama, dan adonan cookie (campuran gula dan tepung saja) sebagai pelapis atasnya. Makanya, melon pan asli memiliki tekstur empuk secara keseluruhan tapi atasnya krenyes-krenyes. Nah, si raku-raku meron pan teksturnya jadi lebih mirip cookie.

cooking-yuki-kirana-2 copy
meron pan buatan adik-adik unyu

~~

Di kelas memasak bareng adik-adik kemarin, saya nggak cuma numpang makan (nyomotin roti buatan kak Novi) dan foto-foto. Ada pelajaran yang ternyata bisa diambil dan bisa diterapkan. Yang paling membekas di ingatan saya adalah: pelajaran memberikan kepercayaan kepada anak/adik/atau orang yang lebih muda.

Momen ketika adik-adik Bhinneka berlatih memasak kemarin adalah momen ketika orang tua percaya mereka bisa membuat meron pan sendiri tanpa bantuan orang tua. Para emak hanya berdiri mendampingi di samping sambil mengamati. Anak-anak yang sangat dipercaya ibunya untuk melakukan (hampir) semua proses sendiri, mulai dari memecahkan telur, mencampur adonan, membagi adonan, membuat bentuk, hingga memberikan sentuhan akhir. Hasilnya, saya lihat adik-adik nggak rewel bahkan menikmati. Malahan, ketika ada beberapa emak yang menginterupsi anaknya (baca: mengoreksi dengan keras), si anak malah nggak kelihatan menikmati.

Anyway, semoga resepnya bermanfaat ya 🙂

kalau mau lihat dokumentasi adik-adik Bhinneka kemarin, bisa cekidot di sini. 😀

 

Komentar saya...