dalam imajinasi terliarku di tengah rasa lelah menghadapi garangnya matahari musim panas, aku mengkhayal bisa menyimpan hawanya di kantong ajaib.
kelak ketika musim dingin tiba, akan kusibak kantong ajaibku hingga kehangatannya merambat ke penjuru rumah. aku tak perlu lagi menyalakan pemanas ruangan, tidak perlu mandi dengan air hangat, dan otomatis tagihan listrik jadi lebih hemat. aku pun tak makan dengan kalap. melalui panggilan video, ibu takkan mengomel
“itu, pipinya kenapa bisa segitu?!”
.
demikian sebaliknya, ketika kurasa musim dingin sudah agak keterlaluan, kupikir ada baiknya jika aku bisa memerangkap dinginnya dalam beberapa kotak besar.
nanti, saat aku tak tahan lagi dengan lembab dan panasnya nagoya, kotak-kotak itu hanya perlu kubuka hingga dinginnya menguar ke mana-mana, termasuk dapur tercinta. aku jadi tetap semangat memasak dan nafsu makanku kembali sempurna. ketika waktu mudik tiba, ibuku takkan berkata
“kamu sakit? kamu kurus sekali!”
.
akhirnya, saat kusadari imajinasiku (hampir) takkan mungkin terjadi, aku merutuk diri sendiri. memperingati. bahwa rasa syukur mesti diungkap berkali-kali. bahwa hawa dingin adalah anugerah di musim panas. bahwa udara panas adalah hadiah di musim dingin.
bahwa aku, tidak pantas mencela masa. karena sama saja dengan menyakiti Yang Kuasa.
.
.
di kursi sehari-hari, setelah menghilang sehari.
Assalamu’alaikum.. hi bebs 🙂
Sehat2 yaa di nagoya 😀
Selamat puasa Ramadhaan..
SukaSuka
Wa’alaikumsalam mbak Niiik, sehat2 juga yaa di sana ^^
selamat beribadah di bulan Ramadhan, dan selamat pindahan!
SukaSuka
pengen ke jepaang. smga suatu hari nanti 😀
SukaSuka
Aamiiin, mari ke mari ^^
SukaDisukai oleh 1 orang